Sabtu, 13 Juni 2015

LAPORAN BIOTEKNOLOGI KULTUR ORGAN_by. Fitman_006



         LAPORAN PRAKTIKUM

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

“Kultur Organ”














                                                          OLEH :

  FITMAN
            D1B1 12 067
 



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2014





I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
 Kultur organ merupakan salah satu cara untuk  menghasilkan varietas baru yang lebih unggul. Kultur organ merupakan hal yang berkaitan dengan bahan – bahan kimia untuk mendukung teknologi pemuliaan. Ada bermacam–macam cara kultur jaringan, salah satunya adalah dengan kultur organ. kultur organ dimulai dengan bagianyang terorganisir dari suatu tanaman, tetapi yang paling sering digunakan adalah bagian tunas.
Kultur organ merupakan salah satu cara perbanyakan dalam ilmu Bioteknologi. kultur organ yang disebut juga dengan perbanyakan mikro dimulai dengan bagian yang terorganisir dari suatu tanaman, paling sering digunakan adalah tunas dan proses pengkulturan ini menjaga keadaan terorganisir sambil mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kearah perbanyakan dan regenerasi tanaman baru yang lengkap.
Arah perkembangan eksplan dalam kultur in-vitro dikontrol oleh ratio zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin. Ratio auksin sitokinin yang relatif tinggi akan menginduksi pembentukan akar, sementara ratio yang rendah akan memacu pembentukan tunas. Pembentukan tunas yang di dahului dengan terbentuknya kalus disebut organogenesis tak langsung. Sedangkan bila pembentukan tanpa kalus disebut organogenesis langsung. Organogenesis dalam kalus diinisiasi dengan pembentukan kelompok sel-sel meristematik yang mampu merespon faktor-faktor yang dapat menghasilkan primordium. Tergantung pada sifat faktor internal, stimulus dapat menginisiasi akar, tunas atau embrioid.
B. Tujuan
 Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan dapat melakukan perbanyakan tanaman khususnya pada tanaman krisan dan mawar melalui teknik kultur organ.

 
II. TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mendapakan kultur yang bebas dari kontaminasi, eksplan harus disterilisasi. Sterilisasi merupakan upaya untuk menghilangkan kontaminan mikroorganisme yang menempel di permukaan eksplan. beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk mensterilkan permukaan eksplan adalah NaOCl, CaOCl2, etanol, dan HgCl2 (Wetherell, 1976).
Aseptik dalam kultur organ merupakan salah satu tahap yang dilakukan agar bahan terbebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik berarti bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Dalam tahap ini juga diharapkan bahwa eksplan yang dikulturkan akan menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan memungkinkan dilakukannya pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya paling kuat,untuk perbanyakan (multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya (Yusnita, 2005).
Kultur organ mawar dapat digunakan untuk penggandaan kultivar secara komersial, memproduksi tanaman sehat dan bebas penyakit dan sumber eksplan untuk regenerasi sebagai prasyarat untuk perubahan regenerasi. Perbanyakan mawar secara in vitro merupakan praktek yang umum, khususnya untuk perbanyakan melalui pot mawar. Kultur mawar Rosa multiflora secara in vitro pertama kali oleh Elliot tahun 1970 (Folta, 2009).
Pada dasarnya, semua tanaman dapat diregenerasikan menjadi tanaman sempurna bila ditumbuhkan pada media yang sesuai. Salah satu komponen media yang menentukan keberhasilan kultur organ adalah jenis dan konsentrasi zat pengatur tumbuh yang digunakan. Pemberian ZPT pada perlakuan kultur mawar, disini yaitu BAP adalah merangsang pembelahan sel, sehingga dapat tumbuh kalus dengan lebih cepat (Lita, 1996).
Faktor-faktor yang menyebabkan ekplan terkontaminasi adalah faktor lingkungan yang kurang mendukung,seperti kelembaban, suhu dan cahaya, alat yang digunakan tidak steril, media yang tidak steril serta teknik pada saat pembuatan media yang kurang menjaga keberhasilan. Pengambilan meristem sebagai eksplan harus dilakukan dalam ruang steril (aseptik) agar tidak terkontaminasi (Rahardja, 2005).
Perbedaan komposisi media, komposisi zat pengatur tumbuh dan jenis media yang digunakan akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan regenerasi eksplan yang dikulturkan. Perbedaan komposisi media, seperti jenis dan komposisi       garam-garam anorganik, senyawa organik, zat pengatur tumbuh sangat mempengaruhi respon eksplan saat dikulturkan (Andini, 2006).


III. METODE PRAKTIKUM
A.          Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 14 November 2014 pada pukul 15.30 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Agroteknologi Unit In Vitro Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

B.           Alat dan Bahan
Alat yang digunakan, Pinset, gelas ukur, labu ukur, Erlenmeyer, botol ukur, LAFC, spatula, , bayclean, lampu Bunsen, deterjen dan botol kultur.
Bahan yang digunakan  pada praktikum ini antara lain media murashige dan skong (MS), alkohol 70%, aquades 96%, fungisida, tunas tanaman  mawar.
C. Prosedur kerja
            Adapun proser kerja  pada praktikum ii yaitu :
1.  Mengaktifkan LAFC selama 30 menit
2. Mengambil eksplan dari tanaman hidup
3.  Menggsok  eksplan  dengan deterjen 10%, Bilas dengan aquades selama 2 menit
3.  Merendam eksplan dalam larutan fungisida 5 %, bilas dengan aquades selama dua menit
4. Memotong bagian-bagian eksplan dan tanam

DAFTAR PUSTAKA
Amalia. 2007. Evaluasi Pertumbuhan In Vitro dan Produksi Umbi Mikro Beberapa Klon Kentang (Solanum tuberosum L.) Hasil Persilangan Kultivar Atlantik dan Granola. Skripsi. Program Studi Hortikultura Fakultas Pertanian Bogor.
Andini, 2006. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan, PAU. IPB. Bogor.
Choundhary, M.I., 2008. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. Yudsitira:Jakarta.
Daisy dan Ami. 1994. Nama fungsi dan cara kerja alat alat laboratorium mikrobiologi. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Folta M. 2009. Genetics and Genomics of Rosaceae. New York : Springer.
Gunardi. 1985. Anggrek untuk pemula. Penerbit Angkasa, Bandung.
Gunawan,  L.W. 2001. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Laboratorium Kultur Jaringan PAU Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 
Hartanto. D.  2009. Induksi Umbi Mikro Tanaman Daun Dewa (Gynura pseudochina) Lour DC Secara In Vitro Pada Beberapa Konsentrasi Sukrosa dan Retardan. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Hendaryono  D. S. dan Wijayanti. 2000. Pedoman Kultur Jaringan. Penebar Swadaya . Jakarta.
Heddy.  2005.  Hormon Tumbuhan. CV Rajawali. Jakarta.
Hidayat. 2011. Induksi Kalus Binahong (Basella rubra L.)  Secara In Vitro Pada Media Murashige & Skoog Dengan Konsentrasi Sukrosa Yang Berbeda.

Koeswianti dan Tutik. 2013. Biologi Kultur Jaringan. Bahan Ajar Kuliah Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Diperbaharui 01 Maret 2013.
Lita, 1996. Tunas Kultur Jaringan/Kultur Organ Mikroorganisme/Biologi/Bioteknologi. Balai Pustaka Ilmiah. Jakarta.
Nursandi dan Santoso. 2003. Bioteknologi dalam Pemuliaan Tanaman. Bogor. IPB Press.
Rahardja PC. 2005. Kultur Jaringan, Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern. Jakarta : Penebar swadaya.

Wetherell. 1976. Tissue Culture for Eksplaned To Plants. University of Chicago : USA.
Yusnita. 2005. Kultur Organ Tanaman Eksplan. Balai Pengakajian Ilmiah. Universitas Sudirman.  Yogyakarta.
Rahardja PC. 2002. Kultur Jaringan. Teknik Perbanyakan Tanaman secara Modern. Penebar  Swadaya.  Jakarta.
Sandra. 2012. www.eshaflora.blogspot.com/2012/03/steril-adalah-faktor-terpenting-dalam.html”.Diakses pada hari kamis tanggal 29 Oktober 2014.
Siregar.  2012.  www.hamdan-maruli.blogspot.com/2012/02/lap-kultur-jaringan-sterilisasi-alat.html”.Diakses pada hari kamis tanggal 28 Maret 2014.
Suryowinoto, 1991. Kultur jaringan. http://mail.uns.ac.id/~subagiya/struktur Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014.
Susilowarno, G.R. 2009. Siap Menghadapi Ujian Nasional 2010. Biologi SMA/MA. Grasindo: Jakarta.
Sukri. 2001. Kutur Jaringan dan Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien. Agro Media Pustaka; Jakarta .
Suryo.  2004. Genetika. Gadjah Mada University Press. Jakarta
Yulita dan Ningtias. 2012.  http://blog.ub.ac.id/yulita11/files/2012/12/laporan-aku.doc Tanggal akses 29 Oktober 2014.
Yuwono T. 2008. Bioteknologi Pertanian. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.
Zulkarnain. 2009. Kultur jaringan Tanaman Solusi Perbanyak Tanaman Budi Daya. Bumi aksara: Jakarta.